KITA sering mendengar kata komunikasi. Bahkan, dalam kegiatan kita sehari-hari pun tidak luput dari komunikasi. Kata komunikasi sendiri tidak asing bagi kita. Tapi, apakah sebenarnya komunikasi itu?
Menurut Drs MO Palapah & Drs Atang Syamsudin, komunikasi adalah ilmu tentang pernyataan manusia yang menggunakan lambang-lambangnya yang berarti. Yang dimaksud lambang-lambang di sini adalah lambang-lambang verbal dan non verbal. Lambang verbal adalah pernyataan berupa lisan maupun tulisan. Sedangkan lambang non verbal adalah dengan isyarat yang mengandung makna tertentu seperti senyuman, lambaian tangan, kerlingan mata, dan kening yang berkerut. Semua itu ungkapan seseorang yang pada dasarnya adalah komunikasi.
Kegiatan berkomunikasi, baik dilakukan dua orang yang biasa disebut komunikasi antar-person maupun komunikasi massa, komunikasi dengan menggunakan media massa (TV, radio, surat kabar, film) bisa saja mendapat gangguan yang dalam istilah konumikasi model Shannon dan Weaver disebut noise, yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Ahli-ahli komunikasi kini memperluas konsep pada gangguan ini menjadi gangguan psikologis dan gangguan fisik.
Selain hambatan di atas, ada hambatan komunikasi lainnya yang terjadi karena beberapa faktor antara lain faktor kepentingan yang berbeda antara orang yang berkomunikasi, faktor motivasi yang kurang kuat, faktor bahasa yang berbeda-beda arti/maknanya bahkan bertolak belakang. Hambatan selanjutnya adalah prasangka (prejudice)
Prasangka adalah salah satu hambatan yang berat terhadap suatu kegiatan komunikasi. Sebab, orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap was-was, dan biasanya akan menentang pesan yang diterima. Dalam prasangka, emosi memaksa seseorang untuk menarik kesimpulan atas dasar syak wasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional.
Ilustrasi di atas adalah komunikasi yang tidak berjalan sebagaimana diharapkan karena adanya hambatan atau gangguan. Tetapi, suatu kegiatan komunikasi juga dapat berjalan efektif seperti yang diharapkan bahkan dapat memberikan efek yang positif.
Lalu bagaimanakah agar komunikasi itu dapat berjalan efektif? Auatu komunikasi dapat berjalan apabila ada faktor-faktor yang dipenuhi dalam kegiatan komunikasi tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah pertama, adanya keterbukaan (openness). Keterbukaan menunjukkan adanya sikap saling terbuka di antara pelaku komunikasi (komunikator dan komunikan) dalam melangsungkan kegiatan komunikasi. Kedua, empati (empathy), yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya dalam peran orang lain, sehingga komunikan dapat memahami apa yang sedang dialami oleh lawan bicaranya. Ketiga, kepositifan (positiveness), yaitu sikap yang positif terhadap diri sendiri maupun terhdap orang lain, baik dalam bersikap maupun cara berpikirnya. Keempat, dukungan (supportiveness), yaitu sikap pelaku komunikasi yang mendukung terjadinya komunikasi tersebut. Kalau pihak yang diajak berkomunikasi tersebut sudah menolak sejak awal, maka komunikasi yang diharapkan tidak akan terjadi. Kelima, kesamaan (equality), yaitu adanya unsur kesamaan yang dimiliki oleh pihak yang berkomunikasi. Misalnya adanya kesamaan bahasa dan budaya akan memudahkan terjadinya komunikasi yang efektif. Tentunya, setiap orang selalu mengharapkan keberhasilan berkomunikasi dalam setiap kegiatannya, baik di rumah, di kantor ataupun di mana kita beraktivitas.
Manipulasi
Lalu, apa itu korupsi komunikasi dan manipulasi komunikasi? Apabila kita berkomunikasi atau menyampaikan informasi dari seseorang atau lembaga kepada pihak lain, tidak menutup kemungkinan pesan-pesan komunikasi atau informasi yang terkirim mengalami pengurangan atau penyimpangan, penambahan makna atau arti dari sebuah pesan yang sebenarnya. Dalam ilmu komunikasi hal ini sering disebut sebagai korupsi komunikasi dan manipulasi komunikasi.
Biasanya, korupsi komunikasi maupun manipulasi komunikasi terjadi antara dua pihak yang mempunyai kepentingan tertentu dengan maksud menggagalkan atau menjatuhkan kepentingan pihak lainnya, layaknya propaganda perang yang berusaha menjatuhkan moral/mental musuh. Kini, untuk mencapai komunikasi yang efektif memang memerlukan adanya kekuatan untuk memiliki faktor-faktor tersebut di atas dan mampu mengeliminir adanya korupsi komunikasi maupun manipulasi komunikasi yang terjadi di sekitar kegiatan kita. Semua itu akan dapat terpecahkan bila kita memahami apa dan bagaimana ilmu komunikasi dipelajari dan diaplikasikan dalam berbagai bidang atau dimensi kehidupan sesuai tujuannya
Selasa, 14 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar