”BAHASA”, biasa kita persepsikan sebagai kata-kata yagn dirangkai dalam suatu kalimat dan memiliki makna tertentu. Tetapi apabila kata “bahasa” tersebut disatukan dengan kata “tubuh”, menjadi “bahasa tubuh”, maka persepsi kita akan lain. Bahasa tubuh berarti adalah gerakan-gerakan tubuh kita yang memberi makna tertentu.
Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah Kinesika (Kinesics), suatu istilah yagn diciptakan seorang penulis studi bahasa non-verbal, yaitu Ray L. Birdwhisdell. Setiap anggota tubuh kita seperti wajah (termasuk senyuman dan pandangan mata), tangan, kepala, kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik.
Manusia bergerak karena manusia itu hidup. Menurut Blaise Pascal, bahwa “tabiat kita adalah bergerak, istirahat yang sempurna adalah kematian”. Dalam keadaan tidur pun kita juga kadang bergerak, yaitu dengan membalikkan badan, atau secara tidak sadar menarik selimut, atau menggaruk badan dan lain-lain.
Jelas di sini bahwa gerakan-gerakan tubuh manusia memberikan arti, bahkan pesan yang tak terucapkan.
Kita sering menggunakan bahasa tubuh melalui isyarat tangan dengan menggerakkan jari telunjuk untuk menghentikan angkutan umum (angkot) dengan menunjuk arah yang kita inginkan. Atau mungkin seseorang yang selalu mangkal di halte-halte bus, memberikan isyarat/tanda pada sopir bus dengan kode angka nol yang berbentuk lingkaran antara jari telunjuk yang dihubungkan dengan ibu jari, yang artinya : tidak ada penumpang untuk jurusan yang dituju bus tersebut.
Isyarat tangan lainnya yaitu dengan menaikkan ibu jari ke atas dan mengepalkan jari-jari yang lainnya, menandakan hebat atau bagus.
Bahasa tubuh untuk gerakan yang sama di beberapa negara bisa jadi punya makna yang berbeda, bahkan bertolak belakang. Seperti misalnya di negara Arab. Merupakan hal yang lazim bila dua orang pria bertemu, mereka akan berpelukan dan menempelkan pipi sambil menepuk-nepuk pundak tanda keakraban. Tetapi untuk gerakan yang sama seperti itu mempunyai makna yang sangat berbeda bila itu dilakukan dua orang pria Amerika. Orang akan berpikir bahwa mereka adalah pasangan ”gay” atua pasangan ”homo”.
Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Lagi-lagi di negara Arab, tepatnya di Uni Emirat Arab, gerakan menggelengkan kepala juga berarti “ya”, maka tidak heran seorang TKW asal Indonesia dituduh telah melakukan perzinahan dengan seorang pekerja asal India dan dinyatakan bersalah. Maksudnya menggelengkan kepala adalah untuk menyatakan bahwa ia tidak melakukan perzinahan, tetapi malah dianggap “ya” melakukan.
Ternyata penting juga bagi kita untuk memahami “budaya” dari negara lain yang berkaitan dengan bahasa tubuh, agar kita tidak kaget atau bahkan terjebak dengan kondisi dan situasinya.
Ekspresi wajah dan tatapan mata juga merupakan bahasa tubuh. Orang yang sedih akan terlihat dari ekspresi wajahnya yang sendu. Atau orang yang gembira karena baru memenangkan lotere, dapat kita bayangkan bagaimana ekspresi wajahnya. Bahkan dari tatapan mata pun kita dapat melihat makna apa yang tersirat di balik itu. Tentu bisa kita bayangkan bagaimana bila seseorang sedang jatuh cinta, mata yang berbinar-binar cukup untuk menunjukkan suasana hatinya.
Prof. Deddy Mulyana, dalam buku “Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar” mengutif bait lagu dengan lirik :
“Your eyes said more to me that night than your lips would ever say”.
“Your lips tell me no, no. but there’s eyes, yes in your eyes”.
How Romantic! Tapi itu berlaku bagi orang yang sedang jatuh cinta. Karena bertatapan mata yang penuh arti cinta tentu saja sudah jarang dilakukan bagi pasangan yang sudah kakek-kakek. Lucu, memang!
Jadi pada dasarnya bahasa tubuh merupakan satu cara mengekspresikan, menekankan arti dari pesan yang hendak dikomunikasikan oleh seseorang kepada orang lain. Efeknya tentu saja tergantung bagaimana bahasa tubuh itu dimaknai.
Senin, 13 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar